November 04, 2006

lirik lagu

Aisyah Adinda Kita

Aisyah adinda kita yang sopan dan jelita
Angka SMP dan SMA sembilan rata - rata
Pandai mengarang dan organisasi
Mulai Muharam 1401 memakai jilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat pantasnya

Aisyah adinda kita yang sopan dan jelita
Index Prestasi tertinggi tiga tahun lamanya
Calon insinyur dan bintang di kampus
Bulan Muharam 1404 tetap berjilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat pantasnya

Aisyah adinda kita tidak banyak berkata
Aisyah adinda kita dia memberi contoh saja

Ada sepuluh Aisyah berbusana muslimah
Ada seratus Aisyah berbusana muslimah
Ada sejuta Aisyah berbusana muslimah
Ada sejuta Aisyah, Aisyah adinda kita

Courtesy of Bimbo

November 02, 2006

November 01, 2006

hari pertama

Selamat datang, dan salam kenal dengan Aisyah Adinda Kita.
Ini adalah kumpulan cerita dan foto tentang aku.
Cerita akan dimulai dari kelahiranku dan berjalan pelan seiring waktu.

Aku dilahirkan 1 November 2006 di Salatiga, kota kecil antara Semarang dan Solo. Aku sudah meronta ingin keluar dari perut Bunda sejak subuh hari itu, dan akhirnya aku melihat dunia siang hari menjelang ashar. Ayah yang menemani Bunda selama persalinan pun menangis bahagia ketika keluar dari ruang persalinan, dan sesaat setelah dokter dan bidan menimbang dan mengukurku, Ayah segera mengumandangkan adzan dan iqomah di telingaku. 2880 gram dan 47 cm. Mungil dan imut. Bunda pun segera memberikan kasih sayang dan ASI kepadaku. Ayah dan Bunda memberiku nama Aisyah Adinda Kita. Nama yang unik dan cantik, Ayah dan Bunda terinspirasi dari judul lagu Bimbo.

Hari itu, di rumah bersalin, aku jadi bayi tercantik. Bayi yang lain sebelum maupun sesudah aku laki-laki semua. Kung dan Uti Ridwan seneng karena dapat cucu cewek lagi setelah 5 cucu dari pakde dan budhe cowok terus. Eyang Bakri dan Eyang Putri juga nggak kalah bahagia meski dah punya 4 cucu cewek centil...

Aku pun segera mengisi hari-hari (dan malam-malam) Ayah dan Bundaku dengan penuh kebahagiaan dan kerepotan. Duh, bentar-bentar ngompol. Tapi kata ayah dan bunda, those were the happiest days...